Judul Buku : Matahari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Tere Liye
Tebal Buku : 390 Halaman
Genre : Fantasi
ISBN : 978-602-03-3211-6
Harga : Rp. 82.000,00 (tbodelisa.blogspot.com)
Tahun Terbit : Juli 2016
Memaknai Sebuah
Perjalanan; Petualang yang Baik Akan Melakukan Petualangan Terbaik
Sinopsis:
Namanya Ali, 15 tahun kelas X. Jika
saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu
fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya,
guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Tapi sejak dia mengetahui ada yang
aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya berubah seru. Aku bisa
menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil.
Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke
tempat-tempat menakjubkan.
Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu
dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya. Dia
akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.
***
Sebuah novel yang ditunggu oleh pembacanya sepanjang
tahun. Buku ketiga dari serial “BUMI”, novel Matahari telah terbit pada bulan Juli 2016. Kali ini sang penulis
24 buku yang hampir selalu laris, Tere
Liye, berhasil menyuguhkan cerita yang lebih fantastis dan seru, sebuah grafik
naik yang menyenangkan, jika diurutkan dari buku pertamanya (“Bumi”) dan buku
keduanya (“Bulan”). Bahkan dari kunjungan saya, novel Matahari ini berhasil
menjadi Best Seller di beberapa toko
buku besar di kota saya, belum lagi dalam jangkauan seluruh negeri. Luar biasa.
Tercermin
dari sinopsisnya, novel Matahari ini
akan banyak bercerita tentang Ali; si biang kerok, si jenius, si eksentrik atau si apalagilah yang menggambarkan
remaja laki-laki sahabat Raib dan Seli. Terang saja, banyak sisi lain kehidupan
Ali yang terkuak dalam novel ini, seperti bentuk rumah Ali, pekerjaan orangtua
Ali, sikap Ali terhadap kedua orangtuanya, panggilan “Tuan Muda Ali”, bentuk
kamar Ali, dan banyak hal tentang Ali, termasuk juga sebuah kecurangan luar biasa yang ia lakukan. Hal ini
benar, karena cerita yang berpusat pada Seli sudah mendapat porsinya sendiri
pada novel sebelumnya, Bulan, dan
cerita yang berpusat pada Raib sendiri sudah ada di buku paling awal, Bumi. Di novel ini bukan hanya sisi lain
kehidupan Ali yang akan terkuak, tetapi juga beberapa hal penting lain yang
sejak novel pertama belum diketahui jawabannya. Seli akan membantu banyak dalam
jalan cerita novel ini, Ia memiliki banyak upgrade,
baik upgrade dalam hal sifatnya
sampai pada kekuatannya. Tak lupa, Raib juga akan mendapatkan banyak poin
penting yang berpengaruh besar dalam hidupnya, ia akan mendapat jawaban dari
pertanyaan besar yang selalu mengganggu dan mendapat upgrade tingkat tinggi berkenaan dengan kekuatannya.
Meskipun
lebih banyak berkisah tentang sisi lain Ali, novel Matahari ini tetap bersudut pandang sama dengan dua novel
sebelumnya, yaitu sudut pandang orang pertama, lebih tepatnya dari sisi Raib.
Penulis menceritakan setiap detail perjalanan cerita ini dengan luwes dan
membuat imajinasi pembacanya bermain. Bahkan jika terlalu berimajinasi,
bisa-bisa pembaca akan menganggap dirinya sebagai Raib dan memiliki sahabat
Seli serta Ali yang bertualang ke tempat yang tidak terduga sebelumnya.
Pada
novel Matahari ini juga akan menyinggung kisah menyedihkan
tentang tewasnya Ily pada akhir novel Bulan.
Mencerminkan suatu pepatah legendaris, Tidak
ada obat yang bisa menyembuhkan kematian, hal ini juga terjadi pada Ily,
bahkan Av yang memiliki kekuatan menyembuhkan pun tidak bisa menyelamatkan Ily
dari kematian yang menjemputnya. “Tidak
ada kekuatan di klan mana pun yang bisa menghidupkan putra sulungmu. Aku
sungguh minta maaf”(halaman 18).
Kisah
persahahabatan luar biasa ini tidak hanya berhenti di kesedihan kematian Ily
saja, justru dari sinilah petualangan hebat mereka dimulai. Mereka akan kembali
bertualang dengan perjalanan yang paling menantang, perjalanan yang berbeda
dibanding perjalanan-perjalanan yang sebelumnya mereka alami. Dan di perjalanan
inilah mereka akan menyadari, bahwa persahabatan adalah hal yang terpenting
dalam berbagai hal. Persahabatan adalah
hal yang paling utama. Mereka akan melakukan perjalanan jauh, dan kali ini
mereka ditemani sahabat mereka yang selalu bisa diandalkan, ILY.
Sejalan
dengan novel lain pada serial “BUMI”,di mana Bumi bersetting Klan
Bulan, Bulan bersetting Klan
Matahari, maka sudah dapat diketahui pula Matahari
ini memiliki setting di Klan Bintang. Namun, bukan Tere Liye namanya jika
menyuguhkan cerita yang biasa-biasa saja dan bisa ditebak jalan ceritanya. Tere
Liye akan menyajikan hal-hal tak terduga untuk memberi liku dalam perjalanan
kisah tiga sahabat dengan kelebihan masing-masing ini.
Sampul
novel ini sangat menarik dengan desain yang mendukung isi cerita. Warna coklat
dengan sebuah gambar pesawat kapsul, dua ekor ular yang terlihat ganas dengan
taringnya dan kelelawar membuat yang
calon pembacanya tertarik dan penasaran seperti apa sebenarnya isi dari novel
ini. Adapun tentang sampul dari novel Bumi
dan Bulan juga telah mendapat
sampul baru yang senada dengan Matahari
pada akhir bulan Agustus lalu,
sehingga semakin menarik lagi bagi
ketiganya untuk dikoleksi.
Penggunaan
bahasa yang Tere Liye gunakan dalam novel ini hampir sama dengan novel-novel
sebelumnya, seperti: “Hujan”, “Pulang”, “Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah” dan
beberapa novel lain yang menggunakan bahasa setipe. Bahasa yang digunakan tidak
terlalu berat dan mudah dipahami, namun juga tak mengurangi unsur keindahan
dalam pemilihan kata yang digunakan (khas pemilihan kata Tere Liye), sehingga
memudahkan pula bagi pembacanya untuk membayangkan apa yang dibayangkan oleh
penulis sambil tetap menikmati kalimat yang indah dan mampu menarik pembacanya
untuk terus membaca tiap kalimatnya.
Kehadiran
tokoh pendukung dalam novel Matahari ini
juga sangat menunjang jalan cerita menjadi lebih menarik dan seru. Berbeda
dengan dua novel sebelumnya, pada novel ini tidak melibatkan Av, Ilo, Miss
Selena ataupun tokoh-tokoh lain yang membantu mereka di dua novel sebelumnya,
hal ini dikarenakan pada perjalanan mereka kali ini tidak membawa misi apapun
seperti halnya pada novel Bumi maupun
Bulan. Pada novel Matahari akan muncul karakter-karakter baru yang belum
dikenal sebelumnya—karena memang pada awalnya klan Bintang ini dianggap hanya
legenda tanpa tahu benar atau tidak keberadaanya. Beberapa tokoh pendukung yang
berpengaruh besar dalam kisah ini misalnya: Faar sang penguasa lembah hijau
yang merupakan keturunan langsung klan Bulan, Kaar sang koki terbaik yang juga
merupakan keturunan klan Matahari, dan sang panglima pasukan armada klan
Bintang, Marsekal Laar. Ketiga tokoh ini diberikan jatah porsi yang pas oleh
penulis untuk ikut mendampingi petualangan tiga sahabat ini.
“Lihatlah, aduh lihatlah,
Ini tiga petualang melaju gagah
Mereka berasal dari klan yang
berbeda
Menjelajah dunia tanpa tepian
Untuk tiba di titik paling jauh
Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang
Ada dalam genggaman” (Halaman
184)
Bukan
hanya tokoh pendukung yang mendukung petualangan Raib, Seli dan Ali saja yang
tersaji dalam novel ini. Tokoh lawan juga akan muncul untuk memberikan kesan
tegang di dalam cerita, dan penulis berhasil melakukannya. Tokoh lawan yang
bukan orang biasa ini akan terus membuat
perjalanan petualangan mereka semakin seru dan menegangkan. Setiap konflik yang
disusun oleh penulis dikemas dengan begitu rapi dan membuat pembacanya gemas
dan penasaran dengan kelanjutan cerita, sehingga pembaca terus melesat enggan
untuk berhenti, terus mencoba untuk menebak apakah kisah petualangan mereka
akan berakhir bahagia dan damai seperti halnya pada novel pertamanya, “Bumi”,
atau justru berakhir dengan bercampur kesedihan seperti pada novel keduanya,
“Bulan”.
Setiap
tulisan yang dibuat manusia pasti memiliki kekurangan, tak terkecuali juga
dengan novel ini. Salah satu yang paling sering terlihat adalah terdapat
beberapa kesalahan penulisan yang ada di novel ini, misal “tpis” (seharusnya “tipis”, halaman 79), “mengatakanny a” (seharusnya “mengatakannya”, halaman 96), “hitangan” (seharusnya “hitungan”,
halaman 222), “matematikmilikmu” (seharusnya
“matematika milikmu”, halaman 251) dan beberapa kesalahan penulisan lain. Hal
ini terjadi mungkin karena penulis dan editornya sangat bersemangat untuk menuliskan
novel bergenre fantasi ini. Selain kesalahan penulisan, ada juga hal yang agak
ganjil, misal bagaimana Seli dan Faar berkomunikasi saat di pesawat kecil tanpa
sayap milik Faar—padahal Seli saat itu belum menggunakan ‘anting penerjemah’
dan Seli belum menguasai bahasa klan Bulan dan tidak terdapat keterangan Raib
maupun Ali menerjemahkan percakapan mereka berdua. Dan lagi, masih tentang
tokoh pendukungnya, pasalnya, pada cerita sebelumnya Raib, Seli dan Ali dibantu
oleh pihak yang mati-matian berusaha untuk tidak mengeluarkan Si Tanpa Mahkota dari penjara bayangan
di bawah banyangan, akan tetapi, pada novel ini, perjalanan mereka bertiga akan
dibantu oleh tokoh yang memiliki hubungan langsung dengan pasukan yang hendak
membebaskan Si Tanpa Mahkota. Hal ini
sedikit banyak akan menimbulkan pertanyaan pada pembaca, tentang ketidakcocokan
dengan cerita sebelumnya.
Terlepas dari kekurangan dalam novel ini, ada
banyak sekali kelebihan yang ditawarkan. Isi novel yang aman untuk hampir semua
rentang usia—karena tidak mengandung unsur yang bermuatan negatif, pemilihan
kata yang unik dan menarik, penggunaan bahasa yang indah namun tidak sulit dipahami,
dan pesan moral yang tersimpan di dalamnya mampu menepis kesalahan tulisan dan
ketidakcocokan logika yang ada di novel ini.
Seperti
biasa, Tere Liye bisa menghadirkan nilai yang mendasar tentang kehidupan (yang
biasa kita lupakan) melalui cerita-cerita ringan yang dihadirkan. Ada banyak
sekali pesan yang tersirat dari novel Matahari
ini yang cocok untuk semua usia. Misalnya saja tentang persahabatan,
kesetiakawanan, pengetahuan tentang teknologi, kerja sama, berpikir panjang
sebelum melakukan sesuatu, kesetaraan gender dan sampai pada bagaimana kita
menyikapi suatu masalah. Semuanya dikemas dengan begitu menarik tanpa ada kesan
menggurui.
Jika
anda merupakan penggemar novel dengan genre fantasi, novel karangan penulis
dalam negeri ini patut diperhitungkan. Saya acungkan jempol kepada penerbit
Gramedia Pustaka Utama yang telah menerbitkan serial “BUMI” ini. Tingkat
imajinasi penulis yang ditawarkan tidak mengecewakan, sanggup bersaing dengan
novel fantasi terjemahan yang sudah terlebih dahulu menanjak popularitasnya.
Pun jika anda menyukai novel dengan tema persahabatan dan petualangan, novel
ini tidak boleh absen dari daftar bacaan anda. Sangat diajurkan untuk membaca
mulai dari buku pertama secara berurutan (Bumi-Bulan-Matahari)
agar dapat memahami cerita secara keseluruhan dari awal dan bisa ikut merasakan
seluruh petualangan yang mengesankan dengan tiga sahabat ini.
Untuk
menutup resensi novel Matahari ini,
saya akan mengutip salah satu quote favorit sepanjang saya membaca novel ini, yang merupakan nasihat dari ayah Ali
untuk putranya.
“Hidup ini adalah petuangan, Ali. Semua orang
memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang
melakukan hal terbaik” (halaman 362).
Selamat menjadi pemenang. Resensi yang keren untuk novel yang keren! :)
BalasHapusTerimakasih :)
Hapusselamat. terus berkaya. jadilah petualang yang melakukan hal terbaik.
BalasHapusterimakasih :)
HapusAku juga suka quote ini “Hidup ini adalah petuangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik”
BalasHapusBtw, selamat, ya :)
hehe iya,kalau adegan yang paling aku suka pas Ali sama Raib dimasukin penjara kaca. Duh, disana aku agak baper pas Ali nanya keadaan Raib wkwk
HapusSelamat juga untuk kamu :)
congrats mb eka!
BalasHapusbtw, udah dihubungin panitianya blum mb? hehehe
hehe, selamat juga buat kamu.
HapusSampai sekarang belum. Kamu udah?
gimana sehh cara meresensi buku bagi pemula...pen ikutttt
BalasHapus