Sabtu, 16 September 2017

[REVIEW] FILM “Whisper of The Heart” (1995)

“Tentang Cinta, Cita-Cita, Sahabat dan Orangtua yang Berpilin Menjadi Satu”

source : google.com


Beberapa waktu ini saya memang sedang sering menonton film-film produksi studio animasi ternama Jepang, Studio Ghibli. Dan hasilnya, saya selalu terkesima dengan alur cerita yang disuguhkan. Semua film-filmnya seperti memiliki makna yang mendalam, hingga membuat penikmatnya termenung, berpikir, dan seperti melihat refleksi dirinya sendiri. Sejak film pertama yang saya lihat (pada saat itu film The Borrower Arietty), saya jatuh cinta pada bagaimana alur cerita berjalan dan animasinya didesain dengan begitu apik.
Tapi, pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang sebuah film produksi studio Ghibli yang sangat manis menurut saya, “Whisper of The Heart” atau “Bisikan Hati” jika diterjemahkan. Mungkin ini bukanlah film terbaik dari studio animasi ini, bahkan menurut saya sendiri saya akan lebih merekomendasaikan Spirited Away, Princess Mononoke atau Howl’s Moving Castle. Tapi film ini juga tak luput dari rekomendasai saya jika anda menyukai kisah roman yang realistis. Entah bagaimana saya begitu menyukai film ini, setiap penggalan scene dalam film ini membuat saya ingin menulis. Seperti menghidupkan sebagian dari diri saya.
Secara keseluruhan, film ini bergenre Romance. Sebuah kisah cinta sepasang remaja yanga akan menghadapi masa transisi (akhir SMA yang akan memasuki Perguruan Tinggi). Kisah cinta polos yang saling menguatkan satu sama lain. Kalian juga akan menemukan kisah cinta segitiga khas masa SMA, dan kisah cinta yang berhubungan dengan cita-cita dna kehendak orangtua. Sebenarnya, jika dipikir lagi, temanya begitu mainstream dalam kehidupan nyata, namun justru karena itulah menjadi terasa begitu nyata dan dekat bagi penikmatnya.
Tsukishima Shizuku, gadis yang merupakan tokoh utama dalam film ini, merupakan seorang gadis kutubuku yang begitu mencintai buku. Hal ini mungkin tak bisa lepas dari pekerjaan ayahnya yang juga merupakan pustakawan. Suatu hari ia merasa penasaran, karena setiap buku yang ia pinjam dan baca selalu ada nama Amasawa Seiji pada kartu peminjamannya. Singkat cerita, mereka akhirnya dipertemukan oleh sebuha takdir, secara cepat mereka menjadi saling ejek dan kemudian menjadi dekat.
Seiji, seorang anak laki-laki seumuran Shizuku yang memiliki bakat dan minat menjadi pembuat biola. Ia bercita-cita mejadi pengrajin biola dan akan mewujudkan cita-citanya dengan masuk ke sekolah pembuatan biola di Italia, namun sayang kedua orangtuanya keberatan dengan cara itu. Ia menceritakan semua cita-citanya pada Shizuku. Shizuku yang masih terlalu naif akan perasaannya mengatakan bahwa ia senang da mendukung apa diputuskan Seiji. Namun sayang, hatinya tak bisa berbohong. Shizuku juga merasa sedih di saat yang sama katena itu berarti Seiji akanpergi meninggallkannya.
Shizuku yang memiliki pendirian begitu kuat tak mau kalah dan menyerah begitu saja. Ia terus berusaha mencari jalannya, mencari tujuan hidup dan cita-citanya, dan suatu saat Seiji membantunya menemukan jalan.
“Bakatmu adalah menulis!” Itulah yang dikatakan Seiji sebelum ia pergi setelah mengantarkan Shizuku pulang.
Dengan berbekal keyakinan dan kemauan, Shizuku terus berusaha untuk meyakinkan dirinya menemukan jalannya dengan menulis sebuah cerita. Ia menulis kisah tentang Baro, sebuah patung kucing harta milik kakek Seiji yang juga memiliki peran penting dalam film ini. Ia menulis sebuah kisah fantasi yang secara tidak sengaja cocok dengan kehidupan sang kakek. Jika film-film studio Ghibli lainnya bercerita tentang fantasi, maka di film ini akan menceritakan tentang seorang penulis kisah fantasi.
Ceritanya ringan dan tidak berlebihan. Mengalir dan tidak dipaksakan. Sekali lagi ini merupakan kisah roman yang manis dan sekaligus dramatis. Saya beberapa kali dibuat merinding di beberapa bagian dari scene film ini. Terlebih pada scene terakhirnya.


Animasinya bagus sekali, apalagi jika diingat lagi tahun tayangnya pada tahun 1995, setahun sebelum saya lahir. Latar lagunya juga sangat mendukung dan sesuai dengan ceritanya.
Sedikitnya kita akan menemukan dua pelajaran disini. Pertama, kita akan menemukan apa sejatinya jalan kita jika kita mau berusaha dan terus memolesnya. Kedua, cinta sejati selalu sederhana, di dalamnya akan ada kebahagiaan dan kegelisahan yang berbaur dalam satu waktu.

Film animasin ini saya rekomendasikan untuk kalian yang menyukai kisah dengan genre roman, persahabatan ataupun keluarga. Karena ceritanya yang begitu baik, saya rasa film ini aman untuk semua rentang usia. Selamat memasuki dunia penuh perjuangan Shizuku!   

Surat Untuk Rezka

Hai, Rezka. Kali ini aku ingin sekali menulis tentang kamu. Boleh, ya? Jadi ini memang sengaja aku tulis di blog. Menurutku, kalau kus...