“Tentang
Cinta, Cita-Cita, Sahabat dan Orangtua yang Berpilin Menjadi Satu”
source : google.com |
Beberapa waktu ini saya
memang sedang sering menonton film-film produksi studio animasi ternama Jepang,
Studio Ghibli. Dan hasilnya, saya selalu terkesima dengan alur cerita yang
disuguhkan. Semua film-filmnya seperti memiliki makna yang mendalam, hingga
membuat penikmatnya termenung, berpikir, dan seperti melihat refleksi dirinya
sendiri. Sejak film pertama yang saya lihat (pada saat itu film The Borrower Arietty), saya jatuh cinta
pada bagaimana alur cerita berjalan dan animasinya didesain dengan begitu apik.
Tapi, pada kesempatan
kali ini, saya ingin membahas tentang sebuah film produksi studio Ghibli yang
sangat manis menurut saya, “Whisper of
The Heart” atau “Bisikan Hati” jika diterjemahkan. Mungkin ini bukanlah
film terbaik dari studio animasi ini, bahkan menurut saya sendiri saya akan
lebih merekomendasaikan Spirited Away,
Princess Mononoke atau Howl’s Moving Castle. Tapi film ini juga
tak luput dari rekomendasai saya jika anda menyukai kisah roman yang realistis.
Entah bagaimana saya begitu menyukai film ini, setiap penggalan scene dalam film ini membuat saya ingin
menulis. Seperti menghidupkan sebagian dari diri saya.
Secara keseluruhan,
film ini bergenre Romance. Sebuah
kisah cinta sepasang remaja yanga akan menghadapi masa transisi (akhir SMA yang
akan memasuki Perguruan Tinggi). Kisah cinta polos yang saling menguatkan satu
sama lain. Kalian juga akan menemukan kisah cinta segitiga khas masa SMA, dan
kisah cinta yang berhubungan dengan cita-cita dna kehendak orangtua. Sebenarnya,
jika dipikir lagi, temanya begitu mainstream
dalam kehidupan nyata, namun justru karena itulah menjadi terasa begitu nyata
dan dekat bagi penikmatnya.
Tsukishima Shizuku,
gadis yang merupakan tokoh utama dalam film ini, merupakan seorang gadis
kutubuku yang begitu mencintai buku. Hal ini mungkin tak bisa lepas dari
pekerjaan ayahnya yang juga merupakan pustakawan. Suatu hari ia merasa penasaran,
karena setiap buku yang ia pinjam dan baca selalu ada nama Amasawa Seiji pada
kartu peminjamannya. Singkat cerita, mereka akhirnya dipertemukan oleh sebuha
takdir, secara cepat mereka menjadi saling ejek dan kemudian menjadi dekat.
Seiji, seorang anak
laki-laki seumuran Shizuku yang memiliki bakat dan minat menjadi pembuat biola.
Ia bercita-cita mejadi pengrajin biola dan akan mewujudkan cita-citanya dengan
masuk ke sekolah pembuatan biola di Italia, namun sayang kedua orangtuanya
keberatan dengan cara itu. Ia menceritakan semua cita-citanya pada Shizuku. Shizuku
yang masih terlalu naif akan perasaannya mengatakan bahwa ia senang da
mendukung apa diputuskan Seiji. Namun sayang, hatinya tak bisa berbohong. Shizuku
juga merasa sedih di saat yang sama katena itu berarti Seiji akanpergi
meninggallkannya.
Shizuku yang memiliki
pendirian begitu kuat tak mau kalah dan menyerah begitu saja. Ia terus berusaha
mencari jalannya, mencari tujuan hidup dan cita-citanya, dan suatu saat Seiji
membantunya menemukan jalan.
“Bakatmu adalah
menulis!” Itulah yang dikatakan Seiji sebelum ia pergi setelah mengantarkan
Shizuku pulang.
Dengan berbekal
keyakinan dan kemauan, Shizuku terus berusaha untuk meyakinkan dirinya
menemukan jalannya dengan menulis sebuah cerita. Ia menulis kisah tentang Baro,
sebuah patung kucing harta milik kakek Seiji yang juga memiliki peran penting
dalam film ini. Ia menulis sebuah kisah fantasi yang secara tidak sengaja cocok
dengan kehidupan sang kakek. Jika film-film studio Ghibli lainnya bercerita
tentang fantasi, maka di film ini akan menceritakan tentang seorang penulis
kisah fantasi.
Ceritanya ringan dan
tidak berlebihan. Mengalir dan tidak dipaksakan. Sekali lagi ini merupakan
kisah roman yang manis dan sekaligus dramatis. Saya beberapa kali dibuat
merinding di beberapa bagian dari scene film ini. Terlebih pada scene terakhirnya.
Animasinya bagus
sekali, apalagi jika diingat lagi tahun tayangnya pada tahun 1995, setahun
sebelum saya lahir. Latar lagunya juga sangat mendukung dan sesuai dengan
ceritanya.
Sedikitnya kita akan
menemukan dua pelajaran disini. Pertama, kita akan menemukan apa sejatinya
jalan kita jika kita mau berusaha dan terus memolesnya. Kedua, cinta sejati
selalu sederhana, di dalamnya akan ada kebahagiaan dan kegelisahan yang berbaur
dalam satu waktu.
Film animasin ini saya
rekomendasikan untuk kalian yang menyukai kisah dengan genre roman,
persahabatan ataupun keluarga. Karena ceritanya yang begitu baik, saya rasa
film ini aman untuk semua rentang usia. Selamat memasuki dunia penuh perjuangan
Shizuku!