Aduh, lihatlah!
Sungguh teguh tabiat
rembulan.
Meski patah hati tetap
terus beranjak naik berharap dapat memandang laut.
Aduh, lihatlah!
Sungguh teguh tabiat
rembulan
Tetap meninggi meski
malam memastikan ia tak bisa bertemu dengan kekasihnya.
Rembulan tetap
meninggi, meninggalkan kaki cakrawala dan terus beranjak menapaki jalannya
Rembulan terus
meninggi, meski patah sudah hatinya mendengar kabar ia tak bertemu kekasihnya
Aduh, Rembulan.
Sungguh teguh dirimu. Meski
sejatinya kau tahu bahwa laut tak bisa membalas tatapanmu malam ini.
Aduh, Rembulan
Sungguh tabah dirimu,
tetap hadir di tempat biasa kau menyunggingkan senyum bersapa dengan deburan
sapaan kekasihmu
Lihatlah, Rembulan
tetap datang di tempatnya.
Mengintip di balik
gelap induk awan yang menghalangi,
Lihatlah, Rembulan
tengah berpatah hati,
Sinarnya tertutupi,
didahului badai yang lebih dulu memeluk lautan.
Lihatlah, Rembulan
patah hati
Namun ia tak marah,
tetap datang di esok hari berharap induk awan tak lagi menghalangi
Tirulah tabiat rembulan
Meski patah hati ia
tetap sabar dan menjalani tugasnya.
Tetap datang disetiap
malam meski berbeda-beda wujudnya,
Tirulah tabiat Rembulan
Meski patah hati ia
tetap berjalan di orbitnya
Sambil terus berharap
malam hangat mempertemukan sinarnya dengan lautan kekasihnya.