Senin, 29 Agustus 2016

Rembulan Patah Hati


Aduh, lihatlah!
Sungguh teguh tabiat rembulan.
Meski patah hati tetap terus beranjak naik berharap dapat memandang laut.
Aduh, lihatlah!
Sungguh teguh tabiat rembulan
Tetap meninggi meski malam memastikan ia tak bisa bertemu dengan kekasihnya.

Rembulan tetap meninggi, meninggalkan kaki cakrawala dan terus beranjak menapaki jalannya
Rembulan terus meninggi, meski patah sudah hatinya mendengar kabar ia tak bertemu kekasihnya

Aduh, Rembulan.
Sungguh teguh dirimu. Meski sejatinya kau tahu bahwa laut tak bisa membalas tatapanmu malam ini.
Aduh, Rembulan
Sungguh tabah dirimu, tetap hadir di tempat biasa kau menyunggingkan senyum bersapa dengan deburan sapaan kekasihmu

Lihatlah, Rembulan tetap datang di tempatnya.
Mengintip di balik gelap induk awan yang menghalangi,
Lihatlah, Rembulan tengah berpatah hati,
Sinarnya tertutupi, didahului badai yang lebih dulu memeluk lautan.
Lihatlah, Rembulan patah hati
Namun ia tak marah, tetap datang di esok hari berharap induk awan tak lagi menghalangi

Tirulah tabiat rembulan
Meski patah hati ia tetap sabar dan menjalani tugasnya.
Tetap datang disetiap malam meski berbeda-beda wujudnya,
Tirulah tabiat Rembulan
Meski patah hati ia tetap berjalan di orbitnya
Sambil terus berharap malam hangat mempertemukan sinarnya dengan lautan kekasihnya.

Surat Untuk Rezka

Hai, Rezka. Kali ini aku ingin sekali menulis tentang kamu. Boleh, ya? Jadi ini memang sengaja aku tulis di blog. Menurutku, kalau kus...