Oleh
: Yohananda Eka Putri
Sore itu di ujung rindu
Nyata sudah aku
melihat senyum yang membuat resah kalbu
Bahagia namun
tak sebesar yang kau kira
Aku bukanlah
penyair andal yang dapat lukiskan kau dan hujan
Bisikan riuh air
menggugahku untuk terus memandangmu dari kejauhan
Semua seakan
meledekku yang tak berani hentikanmu di sore itu
Hujan jadi saksi
rindu dalam hati…
Tak inginkah
sejenak kau duduk melihat awan yang gelap menjadi cerah kembali?
Rasakan hawa
dingin sembari terus pandangi runtuhan air suci
Kau, aku dan
hujan
Namun nampaknya
hujan tak jadi alasan untuk kau berhenti
Hujan jadi saksi
rindu dalam hati…
Taukah, rindu
ini semakin seperti fatamorgana dalam hidupku
Yang kemudian
menjelma bayanganmu temani aku habiskan hujan
Sebelum aku
sadari dengan pakaian yang basah kau pergi melaluiku
Yang tersisa
hanya bekas senyummu yang terkenang dalam hati
Kau, aku dan
hujan
Tiada kenangan
memang
Namun hujan di
sore itu seperti luapan rinduku yang mengguyurmu
Hujan jadi saksi
rindu dalam hati…
Senyum sapamu,
tatapan mata teduhmu, riuh air yang membisikiku, hujan yang mengguyurmu tiada
lepas dalam ingatanku
Dan hujan
berhasil jadi saksi rindu..
Malang,
10 Januari 2015