Kamis, 07 November 2019

Surat Untuk Rezka

Hai, Rezka.
Kali ini aku ingin sekali menulis tentang kamu. Boleh, ya?
Jadi ini memang sengaja aku tulis di blog. Menurutku, kalau kusimpan secara online, tersimpannyanya akan lebih lama. Dan orang yang membaca akan tahu kalau kamu orang yang baik, kemudian ikut mendo’akan untuk kebaikanmu.

Masih ingat nggak, Rez, gimana kita pertama chattingan? 25 April 2017. Waktu itu kamu yang nge-dm aku dulu di Instagram. Kamu tanya apa benar aku ini teman sekelompok KKNmu. Ingat tidak?
Kita pertama ketemu? Hayoooo, kamu ingat juga tidak?
Kita ketemu pas pembekalan KKN. Di FE. Iya kan? Mungkin kamu salah satu yang bisa mengenaliku pas pertama kali lihat, hanya dengan berbekal foto profil di wa. Haha, waktu itu ada kamu, Cilla, dan Arum kalau nggak salah.

Setelah itu, kita berduapuluh berkenalan. Singkat cerita kamu jadi sekretaris pas KKN. Waktu pertama dipilih, kesanku ke kamu, kamu mungkin bukan orang yang bisa dekat dengan orang sepertiku.
Kamu itu bersinar, kebalikanku yang redup dan suram ini. Extrovert, super berkebalikan dari aku yang introvert kelas atas ini. Tapi ternyata berbeda dari yang saya bayangkan.

Rez, thanks for being my friend.
Setelah mulai kegiatan KKN, kita mulai sering bareng. Awalnya memang banyak sekali yang ikut masak sahur bareng Bu Ning. Tapi lama kelamaan Cuma kita berdua. Sampai kita jadi anak kesayangannya Bu Ning ya?

Bukan hanya itu. Kita selalu tadarus bareng di musholla habis shubuh. Bareng Tanti, Risna, dan lainnya.

Oh, jangan lupa juga. Setiap habis tarawih dan kegiatan kita sering ngapain? Hahaha, beli bakso, dong!
Dan aku selalu digonceng sama kamu. Selalu. Ya, soalnya aku nggak bisa naik sepeda. Kita makan bakso sampai larut di dekat posko putra, ingat?

Rez, thanks for being my friend.
Iya, terimakasih karena saat itu kamu dan Tanti nggak seperti yang lain yang memaksakan kehendak mereka kepadaku. Terimakasih kamu jadi salah satu yang ada di pihakku, setidaknya seperti itulah yang aku anggap. Terimakasih juga sampai akhir kamu nggak pernah membahas dia kepadaku.
Rez, thanks for being my friend.
Aku sadar, sebenarnya aku sempat menjauh dari kamu juga. Aku ingin menjaga jarakku sejauh  mungkin dari teman-teman KKN. Kamu tahu kan alasannya? Tapi di sini hebatnya kamu.
Kamu menghapus jarak yang aku buat. Dan membuatku urung niat untuk memasukkanmu dalam daftar orang yang perlu kujaga jaraknya.

Ingat tidak waktu aku wisuda?
Kita nggak sengaja ketemu! Dan aku senang akan hal itu. Selamat bertemu lagi, Rez! aku kaget saat tiba-tiba kamu nangis dan bilang aku jahat, nggak ngasih kabar apa-apa. Maaf Rez, tapi aku yakin kamu sangat paham mengapa aku melakukan itu. Tidak lama, dan akhirnya kita berpisah. Seingatku, itu terakhir kali kita ketemu secara langsung. Semoga aku akan selalu ingat.

Kita jadi sering chattingan lewat wa setelah aku lulus duluan. Banyak hal yang kamu ceritakan, aku juga. Tentang ternyata kamu yang juga ngefans sama Yuki Furukawa, tentang dia yang ada di KKN yang menggores hatimu, tentang bagaimana kehidupanmu, dan banyak hal lagi.
Aku tidak bisa lupa saat kamu minta rekomendasi anime yang bagus dariku. Ya aku jawab apa yang aku suka saat itu. Kita juga sering bahas masalah webtoon. Ingat? Webtoon favorit kita “Deadly Seven Inside Me”. Hahaha, pernah kita tiap minggu buka bahasan tentang episode terbarunya.
Kemudian, aku mulai meracunimu baca BFD, NDW, dan Blue. Dan kamu cocok semua. Jadilah bahasan kita mulai banyak.
Semakin lama semakin banyak yang kamu ceritakan. Tentang kehidupanmu, resep yang kamu bagi ke aku, tentang cara merawat anggrek, tentang proses ta’arufmu yang berhenti di tengah jalan, tentang kamu yang belum bisa move on dari masa lalu, tentang temanmu yang membuatmu serba salah, tentang banyak hal. Aku sampai nggak bisa nulis apa lagi saking banyaknya.

Rez, terimakasih sudah jadi teman yang sangat baik.
Aku senang sekali bisa cerita banyak hal ke kamu. Kamu selalu memberikan solusi dari setiap permasalahanku, mendengarkan banyak ceritaku. Terimakasih Rez.
Aku  senang sekali saat kamu bertanya padaku tentang persyaratan dan alur pendaftaran CPNS. Dalam hati aku selalu berdoa semoga kamu bisa lolos juga.

Rez, maaf ya aku sering tidak membalas wa mu. Maaf aku belum menjadi teman yang begitu baik seperti yang kamu lakukan padaku.
Rez, thank you for being my friend.
Aku kaget saat mendengar kabar kalau kamu kecelakaan. Aku selalu berharap agar kamu cepat sembuh.
Dan beberapa hari kemudian, ada kabar kalau kamu sudah sadar, aku senang sekali. Kamu tahu? Aku sudah menyiapkan banyak rencana saat kamu sudah bisa dihubungi. Mulai dari informasi yang bisa kubagi masalah CPNS, desime yang semakin seru, dan BFD yang sudah update lagi, loh!

Tapi ternyata sepertinya Allah kurang suka dengan rencanaku. Aku yakin Allah sayang banget sama kamu.

Berita kepergianmu sampai kepadaku sore tadi. Tanggal 7 November 2019. Katanya kamu pergi jam 12 siang tadi.
Rez, sesakit ini ternyata.
Kamu bagaimana Rez? aku masih belum bisa percaya sebenarnya.
Rez, aku tahu kamu orang yang super baik. Semoga Allah meluaskan kuburmu, mengampuni segala dosamu.
Rez, sesakit ini ternyata.
Kamu sekarang bagaimana Rez? maaf aku hanya bisa kirim do’a.
Rez, thanks for being my friend.
Terimakasih sudah mau jadi temanku.
Terimakasih sudah mau jadi salah satu teman paling pengertianku.
Semoga aku selalu mampu mengenangmu.
Terimakasih Rez.
Selamat jalan.

Lamongan, 7 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Rezka

Hai, Rezka. Kali ini aku ingin sekali menulis tentang kamu. Boleh, ya? Jadi ini memang sengaja aku tulis di blog. Menurutku, kalau kus...